Makalah Tentang kerajaan kediri
Makalah Kerajaan Kediri
KATA PENGANTAR
Syukur
alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayahnya sehingga Makalah dengan judul KERAJAAN KEDIRI dapat saya
selesaikan.
Saya tetap berharap makalah ini
dapat berguna untuk orang lain yang membutuhkan informasi tentang KERAJAAN
KEDIRI. Oleh karena itu, Saya juga berharap anda puas dengan kajian informasi
sederhana yang ada dalam makalah ini. Makalah ini saya buat sebagai bentuk
kepedulian saya akan kurangnya penjelasan materi tentang KERAJAAN KEDIRI dalam
beberapa buku referensi yang telah saya
baca sebelumnya. Selain itu, saya juga berniat membuat makalah ini karena
adanya tugas dari guru yaitu membuat makalah yang berkaitan dengan program
studi jurusan IPA.
Akhir kata, terima kasih ke semua
pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah memberiakan
bantuan dalam menyusun tugas makalah ini, dan saya meminta maaf bila makalah
ini kurang sempurna. Semoga makalah ini bermanfaat untuk bagi para pembaca.
Bondowoso, 25 September
2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
Latar
Belakang........................................................................1
Perumusan
Masalah.................................................................. 1
Tujuan......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................... 2
Pengertian................................................................................. 2
Awal Berdirinya Kerajaan Kediri...............................................2
Sumber Sejarah Kerajaan Kediri............................................... 2
Letak Lokasi Kerajaan Kediri................................................... 3
Masa Perkembangan Kerajaan Kediri ……………………….. 4
Sistem Pemerintahan Kerajaan Kediri……………………….. ..5
Aspek Kehidupan Masyarakat Kerajaaan Kediri…………….. 8
Runtuhnya Kerajaan Kediri………………………………….. 9
BAB III PENUTUP............................................................................... 11
Kesimpulan............................................................................... 11
Saran........................................................................................11
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Dalam
pelajaran sejarah kelas XI kita belajar tentang kerajaan-kerajaan Hindu-Budha
yang pernah berdiri di Indonesia, salah satunya adalah Kerajaan Kediri.
Kerajaan Kediri adalah kerajaan besar di Jawa Timur yang berdiri pada abad
ke-12 tepatnya pada tahun 1042-1222. Kerajaan ini merupakan bagian dari
Kerajaan Mataram kuno. Pusat kerajaannya terletak di dekat tepi Sungai Brantas
yang pada masa itu telah menjadi jalur pelayaran yang ramai. Ibukota kerajaan
ini adalah Daha (yang berarti kota api), yang terletak di sekitar kota Kediri
sekarang. Untuk lebih jelasnya, saya membuat makalah ini dengan tujuan agar
pembaca dapat mengetahui tentang Kerajaan Kediri, sehingga pembaca dapat
memahami dan mengetahui salah satu kerajaan besar di Jawa Timur.
Perumusan
Masalah
Bagaimanakah
awal berdirinya kerajaan Kediri?
Apa saja
Sumber sejarah kerajaan Kediri?
Dimana letak
lokasi kerajaan Kediri?
Bagaimana
masa perkembangan kerajaan Kediri?
Bagaimana
sistem pemerintahan kerajaan Kediri?
Bagaimana
aspek kehidupan masyarakat kerajaaan Kediri?
Apa penyebab
runtuhnya kerajaan Kediri?
Tujuan
Adapun
tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :
- Umum : Untuk mengetahui tentang berdiri kerajaan Kediri, masa perkembangan dan pemerintahan kerajaan Kediri.
- Khusus : Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mengenai materi kelas XI jurusan IPA.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
Kerajaan
Kediri adalah kerajaan besar di Jawa Timur yang berdiri pada abad ke-12
tepatnya pada tahun 1042-1222. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan
Mataram kuno. Pusat kerajaannya terletak di dekat tepi Sungai Brantas yang pada
masa itu telah menjadi jalur pelayaran yang ramai. Ibukota kerajaan ini adalah
Daha (yang berarti kota api), yang terletak di sekitar kota Kediri sekarang.
Awal
Berdirinya Kerajaan Kediri
Pada tahun
1019 M, Airlangga dinobatkan menjadi raja Medang Kamulan. Airlangga berusaha
memulihkan kembali kewibawaan Medang Kamulan, setelah kewibawaan kerajaan
berahasil dipulihkan, Airlangga memindahkan pusat pemerintahan dari Medang
Kamulan ke Kahuripan. Berkat jerih payahnya, Medang Kamulan mencapai kejayaan
dan kemakmuran. Menjelang akhir hayatnya, Airlangga memutuskan untuk mundur
dari pemerintahan dan menjadi pertapa dengan sebutan Resi Gentayu. Airlangga
meninggal pada tahun 1049 M.
Pewaris
tahta kerajaan Medang Kamulan seharusnya seorang putri yaitu Sri
Sanggramawijaya yang lahir dari seorang permaisuri. Namun karena memilih
menjadi pertapa, tahta beralih pada putra Airlangga yang lahir dari selir.
Untuk menghindari perang saudara, Medang Kamulan dibagi menjadi dua yaitu
kerajaan Jenggala dengan ibu kota Kahuripan, dan kerajaan Kediri (Panjalu)
dengan ibu kota Dhaha. Tetapi upaya tersebut mengalami kegagalan. Hal ini dapat
terlihat hingga abad ke 12, dimana Kediri tetap menjadi kerajaan yang subur dan
makmur namun tetap tidak damai sepenuhnya dikarenakan dibayang- bayangi
Jenggala yang berada dalam posisi yang lebih lemah. Hal itu menjadikan suasana
gelap, penuh kemunafikan dan pembunuhan berlangsung terhadap pangeran dan raja
– raja antar kedua negara. Namun perseteruan ini berakhir dengan kekalahan
jenggala, kerajaan kembali dipersatukan dibawah kekuasaan Kediri.
Sumber
Sejarah Kerajaan Kediri
Prasasti-prasasti
menjelaskan kerajaan Kediri antara lain yaitu:
- Prasasti Banjaran berangka tahun 1052 M menjelaskan kemenangan Panjalu atas Jenggala.
- Prasasti Hantang berangka tahun 1052 M menjelaskan Panjalu pada masa Jayabaya.
- Prasasti Sirah Keting (1140) tentang pemberian hadiah tanah kepada rakyat desa oleh Jayawarsa.
- Prasasti yang ditemukan di Tulung Agung Kertosono, Berisi masalah keagamaan (Raja Bameswara 1117-1130 M).
- Prasasti Ngantang (1135 M) tentang Raja Jayabaya memberi hadiah rakyat desa Nganteng sebidang tanah bebas pajak.
- Prasasti Jaring (1181 M) tentang Raja Gandra yang membuat sejumlah nama-nama hewan seperti Kebo Waruga dan Tikus Janata.
- Prasasti Kamulan (1194 M) tentang Raja Kertajaya yang menyatakan bahwa Kediriberhasil mengalahkan musuh di katang-katang.
Selain dari
prasasti-prasasti tersebut, ada lagi prasasti yang lain tetapi tidak begitu
jelas. Dan yang banyak menjelaskan tentang Kerajaan Kediri adalah hasil karya
berupa kitab sastra seperti kitab Kakawin Bharatayudha yang ditulis oleh Mpu
Sedah dan Mpu Panuluh yang menceritakan tentang kemenangan Kediri (Panjalu)
atas Janggala.
Kronik Cina
juga banyak memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat dan pemerintahan
Kediri yang tidak ditemukan dari sumber lain. Berita tersebut disusun melalui
kitab yang berjudul Ling-mai-tai-t yang ditulis oleh Choi-ku-fei tahun 1178 M
dan kitab Chi-fan-Chi yang ditulis oleh Chau-ju-kua tahun 1225 M.
Dan di era
2000-an terdapat penemuan situs tondowongso tepatnya awal tahun 2007 yang
diyakini sebagai peninggalan Kerajaan Kediri. Dalam perkembangan politiknya
wilayah kekuasaan Kediri masih sama seperti kekuasaan Raja Airlangga, dan
raja-rajanya banyak yang dikenal dalam sejarah karena memiliki lencana atau
lambang tersendiri.Semua peninggalan sejarah-sejarah tersebut diharapkan dapat
membantu memberikan lebih banyak tentang perkembangan Kerajaan Kediri dalam
berbagai aspek kehidupan
Letak Lokasi
Kerajaan Kediri
Kerajaan
Kediri terdapat di Jawa Timur, Kerajaan ini berpusat di kota Daha, yang
terletak di sekitar Kota Kediri sekarang.
Masa
Perkembangan
Tak banyak
yang diketahui mengenai peristiwa di masa-masa awal Kerajaan Kediri. Raja
Kameswara (1116-1136) menikah dengan Dewi Kirana, puteri Kerajaan Janggala.
Dengan demikian, berakhirlah Janggala kembali dipersatukan dengan Kediri.
Kediri menjadi kerajaan yang cukup kuat di Jawa. Pada masa ini, ditulis kitab
Kakawin Smaradahana oleh Mpu Dharmaja, yang dikenal dalam kesusastraan Jawa dengan
cerita Panji. Demikian pula Mpu Tanakung mengarang kitab Kakawin Lubdaka dan
Wertasancaya
Raja
terkenal Kediri adalah Jayabaya (1135-1159). Jayabaya di kemudian hari dikenal
sebagai "peramal" Indonesia masa depan. Pada masa kekuasaannya,
Kediri memperluas wilayahnya hingga ke pantai Kalimantan. Pada masa ini pula,
Ternate menjadi kerajaan subordinat di bawah Kediri. Waktu itu Kediri memiliki
armada laut yang cukup tangguh. Beliau juga terkenal karena telah memerintahan
penggubahan Kakawin Bharatayuddha, yang diawali oleh Mpu Sedah dan kemudian
diselesaikan oleh Mpu Panuluh.
Raja
Kertajaya yang memerintah (1185-1222), dikenal sebagai raja yang kejam, bahkan
meminta rakyat untuk menyembahnya. Ini menyebabkan ia ditentang oleh para
brahmana. Kertajaya adalah raja terakhir dari kerajaan Kadiri.
Penemuan
Situs Tondowongso pada awal tahun 2007, yang diyakini sebagai peninggalan
Kerajaan Kadiri diharapkan dapat membuka lebih banyak tabir misteri.
Sistem
Pemerintahan Kerajaan Kediri
Sistem
pemerintahan kerajaan Kediri terjadi beberapa kali pergantian kekuasaan, adapun
raja – raja yang pernah berkuasa pada masa kerajaan Kediri adalah:
SRI SAMARAWIJAYA (Putra Airlangga)
Sepeninggal
Raja Airlangga dan selama kekuasaan Samarawijaya, Kerajaan Janggala dan Panjalu
tidak pernah hidup berdampingan secara damai. Perebutan kekuasaan terus
berlangsung hingga tahun 1042, Mapanji Garasakan dapat mengalahkan
Samarawijaya. Diabadikanlah nama Raja Mapanji Garasakan (1042-1052 M) dalam
Prasasti Malenga. Ia tetap memakai lambang Kerajaan Airlangga, yaitu Garuda
Mukha (Wisnu Naik Garuda). Namun Mapanji tidak lama memimpin Kerajaan. Tampuk
pemerintahan lalu jatuh ditangan Raja Mapanji Alanjung Ahyes (1052-1059 M) dan
kemudian digantikan lagi oleh Sri Maharaja Samarotsaha. Pertempuran yang terus
menerus antara Janggala dan Panjalu menyebabkan selama kira-kira 60 tahun tidak
ada berita yang jelas mengenai kedua Kerajaan tersebut hingga muncullah nama
Raja Sri Maharaja Sri Bameswara
SRI JAYASWARA
Tidak
diketahui langsung ia adalah pengganti langsung Sri Samarawijaya.
SRI BAMESWARA
Raja Sri
Maharaja Sri Bameswara (1116-1135 M) dari Kediri yang menggunakan lancana
Candrakapale yaitu tengkorak yang bertaring diatas bulan sabit. Pada masa
pemerintahannya banyak dihasilkan karya-karya sastra bahkan kiasan hidupnya
yang dikenal dalam Cerita Panji.
SRI JAYABHAYA
Bameswara
diganti oleh Sri Maharaja Sri Jayabhaya (1135-1159 M) yang menggunakan lencana
Kerajaan berupa lencana Narasingha yaitu setengah manusia setengah singa.
Pada masa
pemerintahannya Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaan dan juga banyak
dihasilkan karya sastra terutama ramalannya tentang Indonesia antara lain akan
datangnya Ratu Adil. Jayabhaya disebut sebagai penjelmaan Dewa Wisnu. Ketika ia
berkuasa, pertentangan dengan Janggala berakhir setelah ia dapat menguasai Kerajaan
tersebut. Atas kemenangan tersebut ia memperingatinya dengan memerintahkan Mpu
Sedah untuk menggubah Kakawin (syair) Bharatayudha sebagai peringatan
atas peperangan Kediri dan Janggala. Karena Mpu Sedah tidak sanggup
menyelesaikan Kakawin tersebut, Mpu Panuluh melanjutkan dan menyelesaikannya
pada tahun 1157 M. Jayabhaya juga terkenal akan ramalannya yang sering disebut
Jangka Jayabhaya.
Meskipun
demikian, kenyataannya 2 pujangga yang hidup sezaman dengan Prabu Jayabhaya,
yakni Mpu Sedah dan Mpu Panuluh sama sekali tidak menyebut dalam
kitab-kitab mereka ( Kakawin Bharatayudha, Kakawin Hariwangsa, Kakawin
Gatotkacasraya) bahwa Prabu Jayabhaya memiliki karya tulis. Kakawin
Bharatayudha hanya menceritakan peperangan antara Kediri dan Janggala. Sedangkan
Kakawin Hariwangsa dan Kakawin Gatotkacasraya berisi tentang cerita ketika sang
Prabu Kresna, titisan batara Wisnu ingin menikah dengan Dewi Rukmini, dari
negri Kundina, putri Bismaka. Rukmini sendiri adalah titisan dari Dewi Sri.
Kakawin
Bharatayudha yang digubah oleh 2 pujangga Kediri merupakan kisah perang saudara
yang diilhami kitab Mahabharata karangan Wyasa Kresna Dwaipayana, seorang
pujangga India. Kitab tersebut mengisahkan perang perebutan takhta Kerajaan
Hastinapura di antara keluarga Kurawa dan Pandawa yang dimenangkan oleh
Pandawa.
Ramalan
Jayabhaya atau sering disebut dengan Jangka Jayabhaya adalah ramalan dalam
tradisi Jawa yang salah satunya dipercaya ditulis oleh Jayabhaya, raja Kerajaan
Kediri. Ramalan ini dikenal pada khususnya dikalangan masyarakat Jawa yang
dilestarikan secara turun temurun oleh para pujangga. Asal usul utama serat
Jangka Jayabhaya dapat dilihat di kitab Musasar yang digubah oleh Sunan Giri
Prapen. Sekalipun banyak keraguan keasliannya tapi sangat jelas bunyi bait pertama
kitab Musasar yang menuliskan bahwasanya Jayabhaya-lah yang membuat
ramalan-ramalantersebut. Isinya :
- Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran -- kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda
- Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang -- perahu berjalan di angkasa
- Kali ilang kedhunge -- sungai kehilangan mata air
- Sekilan bumi dipajeki -- Sejengkal tanah dikenai pajak.
- Wong wadon nganggo pakeyan lanang --- Orang perempuan berpakaian lelaki.
SRI SARESWARA
Sepeninggal
Jayabhaya, Kerajaan Kediri dipimpin oleh Sareswara (1159-1169 M). tidak banyak
yang diketahui mengenai raja ini sebab terbatasnya peninggalan yang ditemukan.
Ia memakai lencana Kerajaan berupa Ganesha.
SRI ARYESWARA
Sepeninggal
Sareswara, Kerajaan Kediri berurut-turut dipimpin oleh Aryyeswara,
Kroncaryyadipa. Kemudian pemerintahan Kerajaan jatuh ditangan Raja Kameswara
SRI GANDRA
Terdapat
sesuatu yang menarik pada masanya. Yaitu untuk pertama kalinya didapatkan
orang-orang terkemuka mempergunanakan nama-nama binatang sebagai namanya yaitu
seperti Kebo Salawah, Manjangan Puguh, macan Putih, gajah Kuning dan
sebagainya.
SRI KAMESWARA
Raja
Kameswara (1182-1185 M) selama beberapa waktu tidak ada berita yang jelas
mengenai Raja Kediri hingga ia muncul. Masa pemerintahan ini ditulis dalam
Kitab Kakawin Smaradhana oleh Mpu Darmaja yang berisi pemujaan terhadap raja,
serta Kitab Lubdaka dan Wretasancaya yang ditulis oleh Mpu Tan Akung. Kitab
Lubdaka bercerita tentang seorang pemburu yang akhirnya masuk surga dan
Wretasancaya yang berisi petunjuk mempelajari tembang Jawa Kuno. Pada masa ini
perkembangan karya sastra mencapai puncak kejayaannya. Beberapa karya sastra
yang muncul selain yang disebut diatas antara lain Kitab Kresnayana, karya Mpu
Triguna ; Kitab Sumanasantaka, karya Mpu Managuna.
KERTAJAYA
Selanjutnya
pada tahun 1185-1222 M yang menjadi raja Kediri adalah Kertajaya dan raja
terakhir kerajaan Kediri. Ia memakai lencana Garuda Mukha seperti Ria
Airlangga, sayangnya ia kurang bijaksana, sehingga tidak disukai oleh rakyat
terutama kaum Brahmana. Dalam masa pemerintahannya, terjadi pertentangan antara
dirinya dan para Brahmana hal inilah akhirnya menjadi penyebab berakhirnya
Kerajaan Kediri.
Aspek
Kehidupan Masyarakat Kerajaaan Kediri
KEHIDUPAN
EKONOMI KERAJAAN KEDIRI
Kediri
merupakan Kerajaan agraris maritim. Perekonomian Kediri bersumber atas usaha
perdagangan, peternakan dan pertanian untuk masyarakat yang hidup di daerah
pedalaman. Sedangkan yang berada di pesisir hidupnya bergantung dari
perdagangan dan pelayaran. Mereka telah mengadakan hubungan dagang dengan
Maluku dan Sriwijaya. Kediri terkenal sebagai penghasil beras, kapas dan ulat
sutra. Kerajaan Kediri cukup makmur, hal ini terlihat pada kemampuan Kerajaan
yang memberikan penghasilan tetap pada para pegawainya walaupun hanya dibayar
dengan hasil bumi. Keterangan tersebut berdasarkan kitab Chi-fan-Chi
(1225) karya Chau Ju-kua mengatakan bahwan Su-ki-tan yang merupakan
bagian dari She-po(Jawa) telah memiliki daerah taklukkan. Para ahli
memperkirakan Su-ki-tan adalah sebuah Kerajaan yang berada di Jawa Timur, dan
yang tak lain dan tak bukan adalah Kerajaan Kediri. Mungkin juga
Su-ki-tan sebagai kota pelabuhan yang telah dikenal para pedagang dari
luar negeri, termasuk Cina.
Pemerintahannya
sangat memperhatikan keadaan rakyatnya sehingga pertanian, perdagangan dan
peternakan mengalami kemajuan yang cukup pesat.
Golongan
dalam masyarakat Kediri dibedakan menjadi tiga berdasarkan kedudukan dalam
pemerintahan kerajaan, yaitu :
- Golongan masyarakat pusat(kerajaan) : masyarakat yang terdapat dalam lingkungan raja dan beberapa kaum kerabatnya serta kelompok pelayannya.
- Golongan masyarakat tani (daerah) : golongan masyarakat yang terdiri atas para pejabat atau petugas pemerintahan di wilayah tani (daerah).
- Golongan masyarakat nonpemerintah : golongan masyarakat yang tidak mempunyai kedudukan dan hubungan dengan pemerintahan secara resmi atau masyarakat wiraswasta.
Kediri
memiliki 300 lebih pejabat yang mencatat dan mengurus semua penghasilan
Kerajaan. Disamping itu ada 1000 pegawai rendahan yang bertugas mengurusi
benteng dan parit kota serta gedung persediaan makanan.
KEHIDUPAN
SOSIAL KERAJAAN KEDIRI
Kehidupan
sosial masyarakat Kediri cukup baik karena kesejahteraan rakyat meningkat,
masyarakat hidup tenang. Dalam kitab Ling-wai-tai-ta (1178) karya Chou-Ku-fei
yang menerangkan bahwa orang-orang Kediri memakai kain sampai lutut, rambutnya
di urai, rumah-rumah telah teratur dan bersih, lantai ubinnya berwarna hijau
dan kuning. Pertanian dan perdagangan telah maju, orang-orang yang salah
didenda dengan emas. Pencuri dan perampok dibunuh, telah digunakan mata uang
perak, orang sakit tidak menggunakan obat tapi memohon kesembuhan pada Dewa
atau kepada Buddha. Tiap bulan ke-5 diadakan pesta air, alat musik yang
digunakan berupa seruling, gendang, dan gambang dr kayu. Dengan kehidupan
masyarakatnya yang aman dan damai maka seni dapat berkembang antara lain
kesusastraan yang paling maju adalah seni sastra terutama Jawa kuno. Namun,
karya-karya sastra pada masa Kerajaan Kediri kurang mengungkap keadaan
pemerintahan dan masyarakat pada zamannya. Pada masa Kameswara perkembangan
karya sastra mencapai puncak kejayaannya.
KEHIDUPAN
BUDAYA KERAJAAN KEDIRI
Abad ke-12 M
memiliki arti yang sangat penting dalam masa selanjutnya. Kerajaan Kediri
banyak meninggalkan pelajaran untuk mengembangkan kerajaannya diantaranya :
- Suatu negara bisa maju jika kondisi ekonomi stabil.
- Keadaan politik harus stabil agar kekuatan bangsa tidak kurang.
- Kehidupan kebudayaan harus diperluas, untuk menambah keyajaan bangsa.
Adapun karya
sastra yang dihasilkan pada masa kereajaan Kediri, yaitu :
- Kresnayana, dari zaman pemerintahan Raja jayawarsa.
- Bharatayuda, karangan Empu sedah dan Empu Panuluh.
- Arjuna Wiwaha, karangan Empu Kanwa.
- Hariwangsa, karangan Empu Panuluh.
- Bhamakarya, pengarangnya tidak jelas.
- Smaradhana, karangan Empu Dharmaja.
- Wartasancaya dan Lubdhaka karangan Empu Tanakung.
Runtuhnya
Kerajaan Kediri
Kertajaya
adalah raja terakhir kerajaan Kediri. Ia memakai lencana Garuda Mukha seperti
Ria Airlangga, sayangnya ia kurang bijaksana, sehingga tidak disukai oleh
rakyat terutama kaum Brahmana. Dalam masa pemerintahannya, terjadi pertentangan
antara dirinya dan para Brahmana hal inilah akhirnya menjadi penyebab
berakhirnya Kerajaan Kediri.
Pertentangan
itu disebabkan Kertajaya dianggap telah melanggar adat dan memaksa kaum
brahmana menyembahnya sebagai Dewa. Para Brahmana kemudian meminta perlindungan
pada Ken Arok di Singosari. Kebetulan Ken Arok juga berkeinginan memerdekakan
Tumapel (Singosari) yang dulunya merupakan bawahan Kediri. Tahun 1222 pecahlah
pertempuran antara prajurit Kertajaya dan pasukan Ken Arok di desa
Ganter. Dalam peperangan ini, pasukan Ken Arok berhasil menghancurkan prajurit
Kertajaya. Dengan demikian berakhirlah masa Kerajaan Kediri, yang sejak saat
itu menjadi bawahan Kerajaan Singosari. Runtuhnya kerajan Panjalu-Kediri pada
masa pemerintahan Kertajaya dikisahkan dalam Kitab Pararaton dan Kitab
Negarakertagama.
Setelah Ken
Arok mengangkat Kertajaya, Kediri menjadi suatu wilayah dibawah kekuasaan
Kerajaan Singosari. Ken Arok mengangkat Jayasabha, putra Kertajaya sebagai
Bupati Kediri. Tahun 1258 Jayasabha digantikan putranya yang bernama
Sastrajaya. Pada tahun 1271 Sastrajaya digantikan oleh putranya , yaitu
Jayakatwang. Tahun 1292 Jayakatwang menjadi bupati geleng-geleng. Selama
menjadi bupati, Jayakatwang memberontak terhadap Singosari yang dipimpin oleh
Kertanegara, karena dendam di masa lalu dimana leluhurnya yaitu Kertajaya
dikalahkan oleh Ken Arok. Setelah berhasil membunuh Kertanegara, Jayakatwang
membangun kembali Kerajaan Kediri, namun hanya bertahan satu tahun. Hal itu
terjadi karena adanya serangan gabungan yang dilancarkan oleh pasukan Mongol
dan pasukan menantu Kertanegara, Raden Wijaya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
analisa kami dari sejumlah referensi yang saya baca, saya dapat menyimpulkan
beberapa hal tentang Kerajaan Kediri yaitu :
- Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan yang besar yang pernah berkuasa di Nusantara.
- Kerajaan Kediri sudah ada sebelum Raja Airlangga membagi Kerajaan Mataram Kuno menjadi dua bagian.
- Kerajaan Kediri sempat menjadi kerajaan yang kaya dan disegani di Asia.
- Kerajaan Kediri mengalami 2 kali pendirian masa, yang pertama saat Airlangga membagi Kerajaan Mataram Kuno, yang kedua saat Jayakatwang berhasil mengalahkan Kertanegara.
Saran
Dalam hal
ini saya menyarankan agar kita tetap mengingat kata dari bung Karno beliau berkata
“JASMERAH” jangan lupakan sejarah, Maka kita sebagai penerima warisan
(sejarah) hendaknya kita lebigh giat lagi mencari pengetahuan mengenai
sejarag-sejarah masa lampau. dengan demikian kita akan bisa menambahkan rasa
prtiotisme, yang sebagai pemuda-pemudi bangsa sangat penting memiliki jiwa
cinta tanah air, guna membangun bangsa yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/88287745/Kerjaan-Kediri-Dan-Singosari
bosan tidak tahu mesti mengerjakan apa ^^
BalasHapusdaripada begong saja, ayo segera bergabung dengan kami di
F*A*N*S*P*O*K*E*R cara bermainnya gampang kok hanya dengan minimal deposit 10.000
ayo tunggu apa lagi buruan daftar di agen kami ^^
F4ns Bett1ng
BalasHapusB0l4, C4sin0, s4bun9 4yam, T0gel dll.. dp50 wd50
ayo bergabung dengan saya di (D(E(W-A)P)K)
BalasHapusmenangkan uang jutaan rupiah dengan menguji keberuntungan kalian
hanya dengan minimal deposit 10.000
untuk info lebih jelas segera di add saja pin bb kami D87604A1
ditunggu lohhh add nya... terima kasih waktu nya :* :*
Lagi Cari Bandar Togel Online Dengan Games Lainya Yang Lengkap ?
BalasHapusTapi Gak Tau Situs Mana Yang Bisa Di Percaya ?
Daftar Di : HTTP://AREATOTO*NET
Minimal Deposit Rp.20.000,-
Minimal Withdraw Rp.50.000,-
Lengkap 1 Userid Dapat Bermain :
Togel, Taruhan Bola, Live Casino & Sabung Ayam
Proses Deposit / Withdraw Kurang Dari 2 Menit
Perlayanan Terbaik ( Di Layani CS Yang Ramah )
Website Online 24 Jam / Setiap Harinya
Daftarkan Sekarang Juga : HTTP://AREATOTO*NET
Sedang Mencari Bandar Untuk Taruhan Bola di PIALA DUNIA 2018
BalasHapusBuruan Pasang Taruhan Kalian di AREATOTO.WIN
Selain Togel, AREATOTO Juga Menyediakan Game Taruhan Bola, Casino Online, dan Sabung Ayam
Sudah Lama Bermain Tapi Tidak Pernah Menang?
BalasHapusSilahkan di Coba Keberuntungan Anda Bersama Kami di AREATOTO.WIN
Nantikan Juga Bonus Bonus Menarik Dari Kami
Ikutan nongkrong yuk , bisa nonbar bareng kawan n seru seruan bareng F4n588371n9 :)
BalasHapusWA @ +855 963 156 245
line @ fansbetting
wechat @ fansbetting3
bersama dengan kami CS fansbetting thankyou,,,